Kamis, 16 Mei 2013

Mengatasi Kesendirian

tidak tahu sumber gambar, asal comot aja.

Melihat ke hamparan langit yang luas dalam kelamnya malam. Dalam kepekatan langit, kata seseorang aku bisa melihat bintang. Tidak hanya satu, atau ratusan. Bisa jadi milyaran. Bintang-bintang itu selalu nampak seperti menggantung di semesta, bagaikan balon-balon yang menggantung di langit-langit kamar.

Menerang.

Menggelap.

Menerang.

Menggelap.
Tak sadarkah kalian, bintang itu sedang mengajakmu untuk tersenyum? :-)

Kata seseorang, senyum bintang itu ajaib. Bisa membuat sesorang yang bersedih pun melengkungkan garis bibirnya. Tak percaya? Gampang saja untuk membuktikannya. Ketika kamu merasa sedih, sendiri, dan sepi pergilah sebentar dari kesempitan ruang kamarmu. Pergilah keluar. Baringkan seluruh tubuhmu ke hamparan rumput setengah basah dan pejamkan kedua matamu. Rasakan kesejukan dan bau rerumputan yang segar sehabis hujan, dengarkan suara jangkrik yang mendendangkan alunan malam. Perlahan-lahan, bukalah kedua matamu dan lihatlah ke langit.

Lihat!!
gambar hasil comot


Apakah kau melihat bintang??
Jika di langit banyak bintang, harusnya kamu tahu, kenapa banyak bintang diciptakan? Salah satunya untuk menerangi malam. Di jaman dahulu, sebelum lampu dan api ditemukan, malam akan nampak bersinar dengan adanya bulan serta bintang-bintang. Ketika kamu sendiri, kamu harusnya bertanya? Kenapa di dunia ini diciptakan banyak manusia? Karena dengan banyak manusia itu kita diharuskan bersahabat denganya, agar hidup kita lebih indah, lebih berwarna, dan lebih terang seperti halnya bintang-bintang yang menerangi malam.

Apakah kau tidak melihat bintang??
Kau tahu? Di alam semesta ini, ada milyaran bintang. Ada milyaran sistem tata surya. Ada banyak galaksi pula. Tapi, apa kau bisa melihat itu semuanya? Tentu tidak. Tapi kau tau sendiri kan kalau semua itu ada? Langit yang kelam bukan berarti tak ada bintang. Bintang-bintang itu tetap ada di langit. Namun kita tidak bisa melihatnya. Percayalah, banyaknya manusia di permukaan bumi ini namun tak ada satupun yang mau menjadi temanmu bukan sepenuhnya berarti bahwa kamu sendiri. Mungkin, ada kalanya kamu merasa bahwa kamu sendiri. Ya, hanya perasaanmu saja.

Apakah kamu masih tetap merasa sendiri?
Sekarang, dengan kedua matamu, fokuskan penglihatanmu pada salah satu bintang pilihanmu. Lalu, ulurkan tanganmu seolah kamu akan menggapainya. Sekarang dengan kedua matamu yang sedang menatap kedua bintang itu, bayangkan apa jadinya ketika kedua mata itu tidak bisa melihat. Bayangkan pula, bagaimana jadinya saat tanganmu yang telulur itu tak lagi ada. Tentu kita tak mau hal itu terjadi. Masih sadarkah kita (aku), bahwa sekarang kita (aku) masih mempunyai setiaknya sepasang mata yang bisa melihat, mempunyai tangan, dan mempunyai alat indra yang lengkap. Atau paling tidak, rasakan bahwa detik ini kita masih bernafas.
Sesungguhnya kita tidak pernah benar-benar sendiri. Ada yang menjaga kita. Tuhan selalu menjaga kita. Ingatlah, jika bintang di langit saja yang tidak terlihat kita yakin bahwa bintang itu ada, tentunya kita juga harus yakin Tuhan itu ada dan menjaga kita meski kita tak bisa melihatnya. Kita masih diberi kesempatan untuk bernafas, melihat, mendengar, dan lain-lain. Kita masih memiliki hal-hal itu, yang dititpkan kepada kita. Jadi, alasan yang mana lagikah kamu merasa sendiri?
gambar hasil comot

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan??
Ditulis saat terbangun pukul 3 dini hari :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditunggu komennya :)